Tugas 2 Softskill Bahasa Indonesia 2 'Karangan Semi Ilmiah & Karangan Non Ilmiah, Karangan Ilmiah'
18.01
By
Unknown
0
komentar
Nama : Veri Kurnia Putra
Kelas : 3KA27
Npm : 19113114
- Karangan Semi Ilmiah
Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat hilangnya budaya anak-anak bermain permainan tradisional. Anak-anak sekarang cenderung lebih menyukai permainan berbasis online daripada bermain di lapangan. Permainan online yang digemari sering membuat anak lupa waktu dan tidak tertarik pada pelajaran sekolah. Orang tua harus bisa mengontrol dan mengawasi anak supaya tidak mengubah pola pikiran mereka kearah yang negatif.
- Karangan Ilmiah
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
Kelas : 3KA27
Npm : 19113114
- Karangan Semi Ilmiah
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan atas kehadiran ALLAH swt karna atas berkat rahmat dan
karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini meskipun jauh dari
sempurna
Adapun
judul yang penulis ambil dalam penyusunan makalah ini adalah “Perkembangan
Bahasa Indonesia di Era Globalisasi ” yang bertujuan untuk memenuhi
salah satu tugas Bahasa Indonesia.
Dalam
penyusunan makalah ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya
Penulis menyadari
bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karna itu dengan
tangan terbuka kritik dan saran dari berbagai pihak sangat harapkan, demi
kesempurnaan makalah ini.
Besar
harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami selaku
penyusun dan bagi pembaca pada umumnya
Makassar 22 Desember 2012
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata
pengantar……………………………………………………….
i
Daftar
isi……………………………………………………………..
ii
BAB I
Pendahuluan………………………………………………………….
1
Rumusan
Masalah…………………………………………………….
2
Tujuan…………………………………………………………………
2
BAB II
Pembahasan……………………………………………………………
3
1. Sejarah perkembangan Bahasa
Indonesia..……………………
3
2. Perkembangan Bahasa Indonesia di era
globalisasi..…………. 5
3. Dampak perkembangan tekhnologi
dalam perkembangan
bahasa
Indonesia……………………………………………… 6
4. perkembangan bahasa
Indonesia di kalangan remaja .………..
8
BAB III
Penutup……………………………………………………………….
9
Kesimpulan…………………………………………………………...
9
Saran………………………………………………………………….
9
Daftar
pustaka
…………………………………………………….….
10
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan media untuk menyampaikan
informasi baik secara lisan maupun tulisan dari individu satu ke individu
lainnya .di Indonesia sendiri kita memiliki bahasa nasional yaitu bahasa
Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa kita. meskipun terkadang kita
seringkali menggunakan bahasa Indonesia secara sembarangan, terutama di
kalangan remaja saat ini. itu semua karena berbagai pengaruh lingkungan
dan akibat dari perkembangan zaman globalisasi yang semakin pesat.
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus
dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan
merupakan bagian dari proses manusia global itu. Dengan adanya globalisasi
perkembangan tekhnologi pun semakin pesat dan pengaruh tekhnologi juga
membuat penggunaan bahasa Indonesia yang kurang baik akibat menggunakan bahasa
Indonesia di gabungkan dengan bahasa slang atau bahasa gaul itu sendiri
sehingga anak-anak jaman sekarang ini lebih sering menggunakan bahasa slang atau
bahasa gaul tersebut.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka rumusan
masalah yang akan dipaparkan dalam makalah ini adalah :
1. Apa saja sejarah
perkembangan bahasa Indonesia ?
2. Bagaimanakah perkembangan
Bahasa Indonesia di era globalisasi ?
3. Apa saja dampak
perkembangan tekhnologi dalam perkembangan bahasa Indonesia ?
4. Bagaimanakah perkembangan
bahasa Indonesia di kalangan remaja?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui
sejarah perkembangan bahasa Indonesia
2. Untuk mengetahui
perkembangan Bahasa Indonesia di era globalisasi
3. Untuk mengetahui dampak
perkembangan tekhnologi dalam perkembangan bahasa Indonesia
4. Untuk mengetahui perkembangan
bahasa Indonesia di kalangan remaja
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Sejarah perkembangan Bahasa
Indonesia
Bahasa merupakan hal terpenting dalam suatu negara karena melalui
bahasa kita dapat saling berkomunikasi satu sama lain baik secara lisan maupun
tulisan dan selain itu melalui bahasa kita dapat mengetahui mengetahui
jati diri suatu bangsa,dan begitu pula di Indonesia.kita memiliki bahasa
Indonesia sebagai suatu jati diri bangsa kita.dan untuk itulah kita sebaiknya
mengetahui tentang peristiwa-peristiwa penting atau sejarah lahirnya bahasa
Indonesia sebagai jati diri bangsa serta agar kita mampu untuk lebih menghargai
bahasa kita sendiri .dan Setelah penulis membaca beberapa sumber mengenai
sejarah perkembangan bahasa Indonesia. Berikut ini penulis memaparkan mengenai
peristiwa-peristiwa penting dalam perkembangan bahasa
Indonesia,diantaranya :
1. Pada tahun 1901 disusun
ejaan resmi bahasa melayu oleh Ch. A Van Ophusijen dan dimuat dalam kitab logat
melayu.
2. Pada tahun 1908 pemerintah
mendirikan sebuah badan penerbit buku bacaan yang diberi nama commissie voor de
volkslectuur (taman bacaan rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 diubah
menjadi balai pustaka. Balai pustaka menerbitkan buku-buku novel, seperti siti
nurbaya dan salah asuha, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara
kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa melayu di kalangan
masyarakat luas.
3. Tanggal 28 Oktober 1928
merupakan saat-saat yang paling menentukan dalam perkembangan bahasa Indonesia
karena pada tanggal 28 Oktober 1928 itulah para pemuda pilihan memancangkan
tonggak yang kukuh untuk perjalanan bahasa Indonesia
4. Pada tahun 1933 secara
resmi berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menanamkan dirinya
pujangga baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana dan kawan-kawan
5. Pada tanggal 2-28 Juni 1938
dilangsungkan kongres bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil kongres di Solo
ini dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia
telah dilakukan secara sadar oleh cendikiawan dan budayawan kita saat itu
6. Pada tanggal 18 Agustus
1945 ditandatanganilah Undang-undang 1945, yang salah satu pasalnya (pasal 36)
menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
7. Pada tanggal 19 Maret
1947 diresmikan penggunaan ejaan Republik (ejaan Soewandi) sebagai
pengganti ejaan van Ophuisjen yang berlaku sebelumnya
8. Kongres bahasa Indonesia
II di Medan pada tanggal 28 Oktober 2 November 1954 adalah juga salah
satu perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus menerus menyempurnakan
bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa nasional dan ditetapkan sebagai
bahasa negara itu.
9. Pada tanggal 16 Agustus
1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan penggunaan ejaan bahasa Indonesia
yang disempurnakan melalui pidato kenegaraan di depan sidang DPR yang dikuatkan
pula dengan keputusan presiden no. 57, tahun 1972.
10. Pada tanggal 31 Agustus
1972 menteri pendidikan dan kebudayaan menetapkan pedoman umum ejaan Indonesia
yang disempurnakan dan pedoman umum pembentukan istilah resmi berlaku di
seluruh Indonesia.
2. Perkembangan Bahasa Indonesia di era
globalisasi
Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi bangsa Indonesia. Oleh
karena itu bahasa Indonesia mempunyai peranan penting dalam membangun manusia
Indonesia seutuhnya.selain
itu bahasa Indonesia juga sebagai jati diri bangsa Indonesia perlu dibina
oleh setiap warga negara Indonesia terutama Dalam era globalisasi ini,Hal ini
diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh dan budaya
asing yang jelas-jelas tidak sesuai dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia.
Pengaruh dari luar atau pengaruh asing ini sangat besar
kemungkinannya terjadi pada era globalisasi ini. Batas antarnegara yang sudah
tidak jelas dan tidak ada lagi, serta pengaruh alat komunikasi yang begitu
canggih harus dihadapi dengan mempertahankan jati diri bangsa Indonesia,
termasuk jati diri bahasa Indonesia. Yang penulis maksud disini adalah tentang
kedisiplinan berbahasa nasional, yaitu pematuhan aturan-aturan yan berlaku
dalam bahasa Indonesia dengan tetap memperhatikan situasi dan kondisi
pemakaiannya.
Menurut
catatan koentjaraningrat (1993:3),sebagian besar Negara-negara di dunia adalah
multietnik; dari sekittar 175 negara anggota PBB,hanya 12 negara yang
penduduknya dapat dikatakan homogeny.diantara kedua belas Negara yang
multietnik itu masih banyak hingga kini yang belum memiliki bahasa
nasional.oleh karena itu bangsa Indonesia yang terdiri atas 250 lebih suku
bangsa dengan tidak kurang 500 bahasa etniknya masing-masing
(Djojonegoro,195:4). Untuk itu, bangsa Indonesia harus menjaga.Salah satu hal
yang perlu diperhatikan adalah masalah jati diri bangsa.Jati diri bahasa
Indonesia memperlihatkan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang sederhana,
Tata bahasanya mempunyai sistem sederhana, mudah dipelajari, dan tidak rumit.
Kesederhanaan dan ketidakrumitan inilah salah satu hal yang mempermudah bangsa
asing ketika mempelajari bahasa Indonesia.Namun, kesederhaan dan ketidakrumitan
tersebut tidak mengurangi kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia dalam pergaulan
dan dunia kehidupan bangsa Indonesia di tengah-tengah pergaulan antarbangsa.
Bahasa Indonesia telah membuktikan diri dapat dipergunakan untuk menyampaikan
pikiran-pikiran yang rumit dalam ilmu pengetahuan dengan jernih, jelas,
teratur, dan tepat. Bahasa Indonesia menjadi ciri budaya bangsa Indonesia yang
dapat diandalkan di tengah-tengah pergaulan antarbangsa pada era globalisasi
ini. Bahkan, bahasa Indonesia pun saat ini menjadi bahan pembelajaran di
negara-negara asing seperti:
Australia, Belanda ,
Jepang, Amerika Serikat, Inggris, Cina, dan Korea Selatan.
3. Dampak perkembangan tekhnologi
dalam perkembangan bahasa Indonesia
Dengan
semakin berkembangnya teknologi di dalam kehidupan kita akan berdampak juga
pada perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan
dan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam era
globalisasi itu, bangsa Indonesia harus ikut berperan di dalam dunia persaingan
bebas. Konsep-konsep dan istilah baru di dalam pertumbuhan dan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi secara tidak langsung memperkaya khasanah bahasa
Indonesia. Dengan demikian, semua produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula
sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu,
termasuk bahasa Indonesia, sekaligus berperan sebagai prasarana berpikir dan
sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan IPTEK itu.
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
cepat dapat membuat pergeseran pada bahasa Indonesia. Dilihat dari realitas ini
menyebabkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang
positif dan negatif.
1. Dampak Positif perkembangan bahasa
Indonesia yang ditimbulkan akibat dari perkembangan teknologi
a. Dengan adanya perkembangan
tekhnologi orang-orang akan sangat mudah untuk saling bertukar pesan seperti
artikel melalui surat elektronik.pengaruh positif dari pertukaran pesan
ini adalah dengan adanya pertukaran artikel tersebut orang akan menggunakan
bahasa Indonesia dalam penulisan artikel dengan memperhatikan kaidah penulisan
yang baik sehingga pembaca akan sanagat mudah memahami bacaan tersebut.
b. Dengan perkembangan
tekhnologi saat ini seperti TV penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar dalam pembacaan berita misalnya yang disaksikan oleh masyarakat
Indonesia.masyarakat akan banyak mendengarkan bahasa Indonesia yang baik dan
benar sehingga akan mempengaruhi berkembangnya bahasa Indonesia yang baik
dan benar.
c. Pengaruh global teknologi
akan memperkaya kosa kata bahasa Indonesia. Pertukarang informasi dari bahasa
asing (terutama bahasa Inggris) mempunyai pengaruh terhadap bahasa Indonesia
yang tidak dapat dibendung lagi. Contoh information menjadi informasi.
d. Dalam bidang pendidikan,
maka saat ini sudah dimungkinkan untuk belajar jarak jauh (e-learning) dengan
menggunakan media internet untuk menghubungkan antara mahasiswa dengan
dosennya.seperti yang kini telah digunakan oleh beberapa dosen di UNM
2. Dampak Negatif perkembangan bahasa
Indonesia yang ditimbulkan akibat dari perkembangan teknologi
a. Mempengaruhi pola berpikir
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang konsumtif dan penasaran serta suka
dengan hal baru. Terutama sekali dengan adanya berbagai perubahan pada berbagai
peralatan elektronik. Hal ini sangat berdampak buruk terhadap pola berpikir
masyarakat. Misalnya pada kalangan remaja dengan adanya internet,anak-anak
sekarang ini senang bermain jejaring sosial seperti facebook.dengan adanya
jejaring sosial seperti facebook terkadang melalui jejaring sosial tersebut
anak-anak banyak mengggunakan bahasa gaul sehingga tidak lagi memperhatikan
kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik
dan benar.
b. Hilangnya budaya
Tradisional
Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat hilangnya budaya anak-anak bermain permainan tradisional. Anak-anak sekarang cenderung lebih menyukai permainan berbasis online daripada bermain di lapangan. Permainan online yang digemari sering membuat anak lupa waktu dan tidak tertarik pada pelajaran sekolah. Orang tua harus bisa mengontrol dan mengawasi anak supaya tidak mengubah pola pikiran mereka kearah yang negatif.
4.
perkembangan bahasa Indonesia di kalangan remaja
Bahasa
Indonesia ialah bahasa yang terpenting di kawasan republik kita. Dengan
menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar, berarti kita telah
menjunjung tinggi bahasa persatuan seperti yang diikrarkan dalam sumpah pemuda
pada tanggal 28 Oktober 1928.Namun saat ini pemakaian bahasa Indonesia baik
dalam kehidupan sehari-hari mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa
anak remaja yang dikenal dengan bahasa gaul. bahasa gaul kadang muncul dalam
penggunaan bahasa Indonesia dalam situasi resmi yang mengakibatkan penggunaan
bahasa tidak baik dan tidak benar.padahal sebaiknya sebagai generasi muda kita
lah yang seharusnya bangga menggunakan bahasa tersebut.selain itu dengan
menunjukkan bahwa kita bangga menggunakan bahasa Indonesia itu menunjukkan kita
sebagai generasi muda yang memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.mungkin
memang kita tidak akan menggunakannya secara sangat baik namun tak ada salahnya
kita sering menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.contohnya
dalam kehidupan perkuliahan saja terkadang dalam forum resmi seperti diskusi
kita menggabungkan bahasa Indonesia dengan dialeg bahasa daerah atau bahasa
gaul yang seharusnya menggunakan bahasa Indonesia seutuhnya karena kita berada
dalam suatu forum resmi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional dan warisan budaya yang harus kita jaga karena perkembangan bahasa Indonesia terletak di tangan pemakai bahasa Indonesia sendiri. Baik buruknya, maju mundurnya, dan tertatur kacaunya bahasa Indonesia merupakan tanggung jawab setiap orang yang mengaku sebagai warga negara Indonesia yang baik. Terutama setelah kita mengetahui sejarah perkembangan bahasa Indonesia serta Perkembangan bahasa Indonesia di era globalisasi ini ada yang berdampak positif dan ada pula yang berdampak negatif namun sebagai masyarakat yang memiliki jiwa nasionalisme kita sebaiknya mempertahankan dampak-dampak positif yang ada serta dampak memperbaiki dampak negatif yang ada demi menjaga eksistensi bahasa Indonesia di mata dunia saat ini.
Saran
Setelah kita memahami sejarah perkembangan bahasa Indonesia serta perkembangannya di era globalisasi ini sebaiknya Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang menunjukkan jati diri bangsa Indonesia sebaiknya di jaga terutama oleh kita para kalangan remaja yang akan menjadi penerus bangsa dan kita juga sebaiknya sebagai kalangan yang terpelajar belajar untuk membiasakan diri menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Halim,Amran.1981.Politik Bahasa Indonesia.Jakarta:PN Balai Pustaka
Tadjuddin,Moh.2004.Batas Bahasaku Batas Duniaku.Penerbit P.T Alumni
http://re-searchengines.com/1006masnur.html (diakses 17 Desember 2012)
http://www.mtsppiu.sch.id /eksistensi-bahasa-indonesia-era-global (diakses 17 Desember 2012) http://bahasa.kompasiana.com/perkembangan-bahasa-indonesia-di-era-global.html(diakses 17 Desember 2012)
- Karangan NON Ilmiah
Cerpen:
Ratih Kumala
Tak ada yang lebih aneh dari pada terbangun pada sebuah sore gerimis di bulan suci dan mendapati dirinya penuh mengingat mimpi yang baru saja turun dalam lelap satu menit lalu; ia seorang bejat yang tak pernah salat- bermimpi bertemu Muhammad. Bagaimana bisa?
Inilah yang dikerjakannya setiap hari, bangun menjelang siang setelah malamnya menghabiskan berbotol-botol bir bersama teman-teman di depan kios tattonya. Tidak ada yang pernah benar-benar tahu siapa nama aselinya. Semua orang memanggilnya Cimeng, tentu itu bukan nama aslinya. Kulitnya gelap dan dia menggambarinya dengan tatto berwarna-warni. Dia menyebutnya seni, teman-temannya menyebutnya keren, anak-anak ABG menyebutnya anak punk, sedang tetangga-tetangga yang sudah pasti tidak menyukai kios tattonya menyebutnya berandal.
Pencerita mimpi siang itu sangat baik pada dirinya. Tentu saja ia heran, dirinya yang selama ini menganggap dunia brengsek maka dia harus menjadi seorang brengsek pula, tiba-tiba menjadi orang terpilih yang bertemu Muhammad dalam mimpinya. Ia tak tahu apa artinya, tapi mimpi itu sangat jelas. Hanya ada satu yang tidak jelas; wajah Muhammad.
Telah 10 hari bulan Ramadhan, dan ia baru tiga kali benar-benar berpuasa. Siang saat ia bermimpi bertemu Muhammad adalah hari dirinya berpuasa untuk yang ketiga kalinya. Bukan karena merasa wajib, tetapi karena hari itu ia malas keluar dari rumah sewanya untuk membeli makanan. Hari itu diisinya dengan tidur dan baru terbangun saat aroma bunga menyeruak hidung bercampur denting gerimis yang membawa aroma tanah. Matanya terbuka, ia ngulet ke arah matahari datang. Jendela terbuka menyuguhkan pemandangan mozaik, sedikit linglung merasa tak pasti apakah itu pagi atau sore. Ia dibangunkan oleh mimpi yang aneh; lelaki itu penuh wibawa berdiri di atas buroq; kendaraan yang konon lebih cepat dari cahaya dan membawanya ke lapis langit ketujuh.
*
Saat terbangun, ia melihat pemandangan matahari kemerahan di balik jendela terbuka, gerimis, serta pohon kamboja di sebelah rumahnya yang bertetangga dengan kuburan kecil menyeruak aroma bunga merah muda. Ia mengingat-ingat, apakah saat itu pagi atau senja. Usianya baru tujuh tahun tapi ia sanggup berpuasa penuh. Ibunya yang tiba-tiba muncul dari balik pintu menyapa dengan lembut, "Qatrun, salat asar dulu. Sebentar lagi magrib." Kini ia tahu, dirinya terbangun pada sebuah sore gerimis di bulan suci. Ia tak bergegas, mengingat-ingat mimpinya satu menit yang lalu. Sebuah mimpi yang jelas, hanya satu yang tidak begitu jelas; wajah Muhammad dalam mimpinya.
Sehabis berbuka puasa dan magrib lewat, Qatrun kecil mengambil sarung dan peci. Teman-temannya berteriak memanggil-manggil namanya di depan rumah, mengajak pergi ke surau berbarengan untuk tarawih. Kali ini setelah tarawih selesai ia tidak langsung pulang. Bahkan saat teman-teman merayunya dengan segenggam mercon yang disembunyikan di balik sarung untuk diledakkan di perempatan jalan, Qatrun tetap berada di surau dan menunggu sepi, ingin berbicara dengan Ustaz.
"Ustaz, aku bermimpi aneh."
"Mimpi apa?"
"Muhammad."
"Kau mimpi bertemu Muhammad?" ia harus mengakui ada rasa iri menyelip. Bahkan dirinya yang sudah berumur dan menganggap cukup taat belum pernah mimpi bersua Muhammad. "Bagaimana ia?"
"Ia berdiri di atas buroq dengan wajah yang tidak begitu jelas dan menatap ke arah kami."
"Kami?"
"Aku dan sekelompok orang. Tetapi mereka tidak ada yang percaya kalau dia Muhammad. Hanya aku dan seorang laki-laki beraroma minuman keras yang berdiri di sebelahku yang percaya."
"Lelaki beraroma minuman keras?" tanya Ustaz setengah sanksi. Qatrun mengangguk yakin, "seperti apa buroq?"
"Seperti sampan panjang,"
"Lalu bagaimana kau tahu Muhammad naik buroq, bukan naik sampan?"
"Aku tahu, Ustaz! Itu buroq, bukan sampan."
*
Menjelang magrib, laki-laki yang dipanggil Cimeng itu berjalan ke mini market dekat rumah sewanya dan membeli roti tawar untuk makan. Ia masih tetap mengingat-ingat mimpinya tadi. Ada sekelompok orang, namun hanya dirinya dan seorang bocah yang percaya bahwa lelaki yang berdiri di atas buroq itu adalah Muhammad. Usai makan dan mandi, tangannya tergerak. Ia mengambil jarum tatto dan mulai menggambar di lengannya. Sebuah sampan berwarna hijau dan sebuah lingkar di atas sampan berwarna kuning. Warna cahaya.
*
Qatrun tahu, minum keras itu beraroma seperti apa walaupun ia tak pernah menyentuhnya barang sedikit. Ia mengenali warna raut wajah memerah jika seseorang mabuk. Ia juga tahu bahwa minuman keras itulah yang menyebabkan ibunya memar-memar. Malam-malam saat ayahnya masih agak sering pulang ke rumah dalam keadaan teler, ibu selalu menunggu hingga tertidur di kursi panjang yang tak patut disebut sebagai sofa di ruang depan rumahnya yang kecil. Saat pulang, tak jarang ayahnya membawa aroma sangit keringat bercampur minuman keras, penat yang sangat, serta sedikit uang hasil menyupir truk. Itu bukan pemandangan baru bagi Qatrun. Jika ibu bertanya habis dari mana, tangan ayahnya melayang ke pipi ibu, meninggalkan bekas memerah. Sedang ia akan terbangun, mengintip dari balik tirai pintu. Hingga suatu hari ayahnya tak pernah kembali walaupun ibu masih menunggu pada malam-malam setelah isya' didirikan dan mengambil selembar bantal tipis untuk menyangga lehernya di kursi panjang di ruang tamu mereka yang kecil.
Di kamarnya yang kecil, Qatrun menggambar. Sebuah sampan panjang berwarna hijau terang, dan sebuah lingkar di atas sampan yang dikelir warna kuning. Warna cahaya.
*
Walau sekarang Ramadhan, dan Cimeng mengaku beragama Islam, ia tetap tidak puasa, tentu saja. Ia sedang menerima order tindik di lidah seorang anak usia SMA.
"Gambar apaan nih?" tanya ABG itu. Lengan Cimeng yang terbuka memperlihatkan tatto-tattonya yang sudah tak terhitung. Anak itu tertarik pada sebuah tatto yang baru dibuatnya dua hari lalu.
"Ini...," ia urung menjelaskan, "nurut elo gambar apa?"
"Bola naik perahu ya?" Cimeng hanya tersenyum atas jawaban si ABG.
Kios tatto di rumah sewanya baru sepi menjelang siang. Cimeng duduk terdiam, ia tiba-tiba merasa lelah sekali. Dihitungnya sudah berapa lama dia pergi dari rumah dan tak kembali. Ia hanya mengirimkan sesekali surat untuk rumahnya saja. Tapi dia tak pernah benar-benar tahu apa yang ingin ditulisnya. Ibunya selalu bertanya, kapan akan pulang. Semakin banyak tatto dan tindik yang dia buat di tubuhnya, semakin urung pula ia pulang. Walau kadang-kadang ingin.
*
Malam berikut saat buka puasa Qatrun menunjukkan gambar itu pada ibunya.
"Gambar apa ini? Ibu ndak ngerti."
"Ini gambar mimpiku, Bu."
"Mimpi apa?"
"Ini Muhammad," katanya menunjuk gambar lingkar berwarna kuning, "ini buroq, kendaraan saat Muhammad pergi ke langit ketujuh bersama malaikat."
"Kapan kamu mimpi ini?"
"Kemarin, waktu tidur siang."
Ibunya terharu, mengelus pelan rambut anaknya. Seperti biasa, Qatrun selalu pergi ke masjid untuk tarawih. Selesai tarawih kali itu pula ia tak langsung pulang. Ditunjukkannya gambarnya pada Ustaz dan beberapa teman lain. Ia jelaskan, gambar itu adalah Muhammad sedang naik buroq.
"Qatrun, hanya orang-orang terpilih yang bisa ditemui Muhammad di mimpinya," ujar Ustaz.
"Apakah itu berarti aku orang terpilih?"
"Kau yakin tak berbohong atas cerita mimpimu itu? Berbohong itu dosa." Teman-teman yang tadinya antusias mendengar cerita Qatrun bermimpi bertemu Muhammad, jadi terdiam. Memandang bergantian antara Qatrun dan Ustaz. Qatrun kecewa akan perkataan Ustaznya. Ia mengambil gambar itu.
Pergi dari surau dan tak pernah datang lagi untuk salat subuh, atau magrib, atau isya�atau tarawih. Gambar itu diletakkan begitu saja di atas meja. Tak pernah ia menyentuhnya lagi, hingga gambar itu hilang entah ke mana. Qatrun sekarang lebih suka membuat bermacam-macam gambar di bukunya. Tak hanya buku gambar, tapi buku tulis sekolah juga jadi penuh gambar. Ia tak hanya menggambar gunung, sawah dan rumah kecil. Kini gambar-gambarnya jadi berragam dan makin rumit. Qatrun pun jadi pendiam, hingga suatu hari dia bercita-cita akan meninggalkan rumah jika sekolah selesai.
*
Kios tatto hari itu ditutup, rumah sewa juga tutup. Anak-anak punk dan ABG yang sering mangkal di situ heran karena rumah itu tiba-tiba tutup dan digembok. Cimeng pergi mematikan HP-nya setelah sebelumnya dia mengirimkan sebuah SMS ke seorang temannya. Gue mudik, bunyi SMS itu.
Ia tak percaya, kampung kecil itu dijejakkinya lagi. Ia tak yakin ibu dan teman-temannya masih mengenalinya setelah pergi dari kampung itu tujuh tahun yang lalu, mengingat begitu banyak tatto dan tindik di tubuhnya sekarang. Ia khawatir ibunya tak mengenalinya. Saat ia sampai dan mengetok-ngetok pintu, rumah kecil itu tak dikunci. Cimeng masuk tanpa permisi. Seorang perempuan paruh baya berjilbab tertidur di kursi panjang yang tak bisa disebut sofa dengan sebuah bantal tipis menyangga lehernya. Selembar kertas bergambar sebuah sampan berwarna hijau dan lingkaran kuning keemasan berada di dekapannya. Bertahun-tahun, dan anaknya tak pernah tahu bahwa ia masih menyimpan gambar itu. Ibu, Qatrun pulang.
Tak ada yang lebih aneh dari pada terbangun pada sebuah sore gerimis di bulan suci dan mendapati dirinya penuh mengingat mimpi yang baru saja turun dalam lelap satu menit lalu; ia seorang bejat yang tak pernah salat- bermimpi bertemu Muhammad. Bagaimana bisa?
Inilah yang dikerjakannya setiap hari, bangun menjelang siang setelah malamnya menghabiskan berbotol-botol bir bersama teman-teman di depan kios tattonya. Tidak ada yang pernah benar-benar tahu siapa nama aselinya. Semua orang memanggilnya Cimeng, tentu itu bukan nama aslinya. Kulitnya gelap dan dia menggambarinya dengan tatto berwarna-warni. Dia menyebutnya seni, teman-temannya menyebutnya keren, anak-anak ABG menyebutnya anak punk, sedang tetangga-tetangga yang sudah pasti tidak menyukai kios tattonya menyebutnya berandal.
Pencerita mimpi siang itu sangat baik pada dirinya. Tentu saja ia heran, dirinya yang selama ini menganggap dunia brengsek maka dia harus menjadi seorang brengsek pula, tiba-tiba menjadi orang terpilih yang bertemu Muhammad dalam mimpinya. Ia tak tahu apa artinya, tapi mimpi itu sangat jelas. Hanya ada satu yang tidak jelas; wajah Muhammad.
Telah 10 hari bulan Ramadhan, dan ia baru tiga kali benar-benar berpuasa. Siang saat ia bermimpi bertemu Muhammad adalah hari dirinya berpuasa untuk yang ketiga kalinya. Bukan karena merasa wajib, tetapi karena hari itu ia malas keluar dari rumah sewanya untuk membeli makanan. Hari itu diisinya dengan tidur dan baru terbangun saat aroma bunga menyeruak hidung bercampur denting gerimis yang membawa aroma tanah. Matanya terbuka, ia ngulet ke arah matahari datang. Jendela terbuka menyuguhkan pemandangan mozaik, sedikit linglung merasa tak pasti apakah itu pagi atau sore. Ia dibangunkan oleh mimpi yang aneh; lelaki itu penuh wibawa berdiri di atas buroq; kendaraan yang konon lebih cepat dari cahaya dan membawanya ke lapis langit ketujuh.
*
Saat terbangun, ia melihat pemandangan matahari kemerahan di balik jendela terbuka, gerimis, serta pohon kamboja di sebelah rumahnya yang bertetangga dengan kuburan kecil menyeruak aroma bunga merah muda. Ia mengingat-ingat, apakah saat itu pagi atau senja. Usianya baru tujuh tahun tapi ia sanggup berpuasa penuh. Ibunya yang tiba-tiba muncul dari balik pintu menyapa dengan lembut, "Qatrun, salat asar dulu. Sebentar lagi magrib." Kini ia tahu, dirinya terbangun pada sebuah sore gerimis di bulan suci. Ia tak bergegas, mengingat-ingat mimpinya satu menit yang lalu. Sebuah mimpi yang jelas, hanya satu yang tidak begitu jelas; wajah Muhammad dalam mimpinya.
Sehabis berbuka puasa dan magrib lewat, Qatrun kecil mengambil sarung dan peci. Teman-temannya berteriak memanggil-manggil namanya di depan rumah, mengajak pergi ke surau berbarengan untuk tarawih. Kali ini setelah tarawih selesai ia tidak langsung pulang. Bahkan saat teman-teman merayunya dengan segenggam mercon yang disembunyikan di balik sarung untuk diledakkan di perempatan jalan, Qatrun tetap berada di surau dan menunggu sepi, ingin berbicara dengan Ustaz.
"Ustaz, aku bermimpi aneh."
"Mimpi apa?"
"Muhammad."
"Kau mimpi bertemu Muhammad?" ia harus mengakui ada rasa iri menyelip. Bahkan dirinya yang sudah berumur dan menganggap cukup taat belum pernah mimpi bersua Muhammad. "Bagaimana ia?"
"Ia berdiri di atas buroq dengan wajah yang tidak begitu jelas dan menatap ke arah kami."
"Kami?"
"Aku dan sekelompok orang. Tetapi mereka tidak ada yang percaya kalau dia Muhammad. Hanya aku dan seorang laki-laki beraroma minuman keras yang berdiri di sebelahku yang percaya."
"Lelaki beraroma minuman keras?" tanya Ustaz setengah sanksi. Qatrun mengangguk yakin, "seperti apa buroq?"
"Seperti sampan panjang,"
"Lalu bagaimana kau tahu Muhammad naik buroq, bukan naik sampan?"
"Aku tahu, Ustaz! Itu buroq, bukan sampan."
*
Menjelang magrib, laki-laki yang dipanggil Cimeng itu berjalan ke mini market dekat rumah sewanya dan membeli roti tawar untuk makan. Ia masih tetap mengingat-ingat mimpinya tadi. Ada sekelompok orang, namun hanya dirinya dan seorang bocah yang percaya bahwa lelaki yang berdiri di atas buroq itu adalah Muhammad. Usai makan dan mandi, tangannya tergerak. Ia mengambil jarum tatto dan mulai menggambar di lengannya. Sebuah sampan berwarna hijau dan sebuah lingkar di atas sampan berwarna kuning. Warna cahaya.
*
Qatrun tahu, minum keras itu beraroma seperti apa walaupun ia tak pernah menyentuhnya barang sedikit. Ia mengenali warna raut wajah memerah jika seseorang mabuk. Ia juga tahu bahwa minuman keras itulah yang menyebabkan ibunya memar-memar. Malam-malam saat ayahnya masih agak sering pulang ke rumah dalam keadaan teler, ibu selalu menunggu hingga tertidur di kursi panjang yang tak patut disebut sebagai sofa di ruang depan rumahnya yang kecil. Saat pulang, tak jarang ayahnya membawa aroma sangit keringat bercampur minuman keras, penat yang sangat, serta sedikit uang hasil menyupir truk. Itu bukan pemandangan baru bagi Qatrun. Jika ibu bertanya habis dari mana, tangan ayahnya melayang ke pipi ibu, meninggalkan bekas memerah. Sedang ia akan terbangun, mengintip dari balik tirai pintu. Hingga suatu hari ayahnya tak pernah kembali walaupun ibu masih menunggu pada malam-malam setelah isya' didirikan dan mengambil selembar bantal tipis untuk menyangga lehernya di kursi panjang di ruang tamu mereka yang kecil.
Di kamarnya yang kecil, Qatrun menggambar. Sebuah sampan panjang berwarna hijau terang, dan sebuah lingkar di atas sampan yang dikelir warna kuning. Warna cahaya.
*
Walau sekarang Ramadhan, dan Cimeng mengaku beragama Islam, ia tetap tidak puasa, tentu saja. Ia sedang menerima order tindik di lidah seorang anak usia SMA.
"Gambar apaan nih?" tanya ABG itu. Lengan Cimeng yang terbuka memperlihatkan tatto-tattonya yang sudah tak terhitung. Anak itu tertarik pada sebuah tatto yang baru dibuatnya dua hari lalu.
"Ini...," ia urung menjelaskan, "nurut elo gambar apa?"
"Bola naik perahu ya?" Cimeng hanya tersenyum atas jawaban si ABG.
Kios tatto di rumah sewanya baru sepi menjelang siang. Cimeng duduk terdiam, ia tiba-tiba merasa lelah sekali. Dihitungnya sudah berapa lama dia pergi dari rumah dan tak kembali. Ia hanya mengirimkan sesekali surat untuk rumahnya saja. Tapi dia tak pernah benar-benar tahu apa yang ingin ditulisnya. Ibunya selalu bertanya, kapan akan pulang. Semakin banyak tatto dan tindik yang dia buat di tubuhnya, semakin urung pula ia pulang. Walau kadang-kadang ingin.
*
Malam berikut saat buka puasa Qatrun menunjukkan gambar itu pada ibunya.
"Gambar apa ini? Ibu ndak ngerti."
"Ini gambar mimpiku, Bu."
"Mimpi apa?"
"Ini Muhammad," katanya menunjuk gambar lingkar berwarna kuning, "ini buroq, kendaraan saat Muhammad pergi ke langit ketujuh bersama malaikat."
"Kapan kamu mimpi ini?"
"Kemarin, waktu tidur siang."
Ibunya terharu, mengelus pelan rambut anaknya. Seperti biasa, Qatrun selalu pergi ke masjid untuk tarawih. Selesai tarawih kali itu pula ia tak langsung pulang. Ditunjukkannya gambarnya pada Ustaz dan beberapa teman lain. Ia jelaskan, gambar itu adalah Muhammad sedang naik buroq.
"Qatrun, hanya orang-orang terpilih yang bisa ditemui Muhammad di mimpinya," ujar Ustaz.
"Apakah itu berarti aku orang terpilih?"
"Kau yakin tak berbohong atas cerita mimpimu itu? Berbohong itu dosa." Teman-teman yang tadinya antusias mendengar cerita Qatrun bermimpi bertemu Muhammad, jadi terdiam. Memandang bergantian antara Qatrun dan Ustaz. Qatrun kecewa akan perkataan Ustaznya. Ia mengambil gambar itu.
Pergi dari surau dan tak pernah datang lagi untuk salat subuh, atau magrib, atau isya�atau tarawih. Gambar itu diletakkan begitu saja di atas meja. Tak pernah ia menyentuhnya lagi, hingga gambar itu hilang entah ke mana. Qatrun sekarang lebih suka membuat bermacam-macam gambar di bukunya. Tak hanya buku gambar, tapi buku tulis sekolah juga jadi penuh gambar. Ia tak hanya menggambar gunung, sawah dan rumah kecil. Kini gambar-gambarnya jadi berragam dan makin rumit. Qatrun pun jadi pendiam, hingga suatu hari dia bercita-cita akan meninggalkan rumah jika sekolah selesai.
*
Kios tatto hari itu ditutup, rumah sewa juga tutup. Anak-anak punk dan ABG yang sering mangkal di situ heran karena rumah itu tiba-tiba tutup dan digembok. Cimeng pergi mematikan HP-nya setelah sebelumnya dia mengirimkan sebuah SMS ke seorang temannya. Gue mudik, bunyi SMS itu.
Ia tak percaya, kampung kecil itu dijejakkinya lagi. Ia tak yakin ibu dan teman-temannya masih mengenalinya setelah pergi dari kampung itu tujuh tahun yang lalu, mengingat begitu banyak tatto dan tindik di tubuhnya sekarang. Ia khawatir ibunya tak mengenalinya. Saat ia sampai dan mengetok-ngetok pintu, rumah kecil itu tak dikunci. Cimeng masuk tanpa permisi. Seorang perempuan paruh baya berjilbab tertidur di kursi panjang yang tak bisa disebut sofa dengan sebuah bantal tipis menyangga lehernya. Selembar kertas bergambar sebuah sampan berwarna hijau dan lingkaran kuning keemasan berada di dekapannya. Bertahun-tahun, dan anaknya tak pernah tahu bahwa ia masih menyimpan gambar itu. Ibu, Qatrun pulang.
SUMBER :
http://heriz-heri.blogspot.com/2011/10/wacana-non-ilmiah-dengan-contoh-cerpen.html
- Karangan Ilmiah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Inflasi adalah suatu keadaan yang ditimbulkan oleh tidak adanya keseimbangan antara permintaan akan barang-barang dan persediaan. Yaitu, permintaan melebihi persediaan dengan semakin besar perbedaan itu, semakin besar bahaya yang ditimbulkan inflasi bagi kesehatan ekonomi. Di Indonesia, kecepatan inflasi telah mencapai tingkat yang begitu rupa, hinga boleh dikatakan melumpuhkan kegiatan produktif.
Suku bunga adalah harga yang harus dibayar bank atau peminjam lainnya untuk memanfaatkan uang selama jangka waktu tertentu. Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa suku bunga itu merupakan balas jasa yang akan diterima kemudian atas pengorbanan yang dilakukan atau dengan kata lain suku bunga adalah harga dari penggunaan uang atau sebagai sewa penggunaan uang dalam jangka waktu tertentu.
Perbankan merupakan salah satu sektor keuangan yang menentukan stabilnya perekonomian di suatu negara. Peran perbankan sebagai lembaga intermediasi dengan menjalankan dua fungsi utamanya, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kredit sebagai salah satu penggunaan dana bank.
Dari uraian yang telah ditunjukkan di atas, untuk membahas pengaruh Inflasi dan suku bunga terhadap Kinerja Keuangan. Maka penulis tertarik mengambil judul “Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga Terhadap Kinerja Keuangan PT. Bank BCA, TBK”
1.2 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis membatasi pembahasannya hanya pada pengaruh Inflasi dan Suku Bunga terhadap Kinerja Keuangan PT. BCA, TBK.
- Kinerja Keuangan dilihat dari ROA, ROE dan NIM pada periode Keuangan tahun 2009-2013.
- Data yang diambil hanya terdapat dari Laporan keuangan PT. BCA tahun 2009-2013.
- Data Inflasi dan Suku bunga dari Bursa Efek Indonesia.
1.3 Rumusan Masalah
- Bagaimana pengaruh Inflasi terhadap Kinerja keuangan PT. Bank BCA?
- Bagaimana pengaruh Suku bunga terhadap Kinerja keuangan PT. Bank BCA?
- Bagaimana pengaruh Inflasi dan Suku bunga terhadap Kinerja keuangan PT. Bank BCA?
1.4 Tujuan Penulisan
- Untuk mengetahui pengaruh inflasi terhadap kinerja keuangan PT. Bank BCA.
- Untuk mengetahui pengaruh suku bunga terhadap kinerja keuangan PT. Bank BCA.
- Untuk mengetahui pengaruh inflasi dan suku bunga terhadap kinerja keuangan PT. Bank BCA.
1.5 Manfaat Penulisan
- Manfaat bagi penulis
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memperkaya pengetahuan dan objek permasalahan dalam penelitian dibidang perbankan serta agar dapat menerapakan teori-teori yang pernah didapat dan yang di pelajari selama mengikuti perkuliahan yang berhubungan dengan masalah yang telah di kemukakan di atas.
- Manfaat bagi Perusahaan
Untuk pertimbangan perusahaan dalam mengambil langkah yang baik dan benar dalam permasalahan inflasi dan kinerja keuangan. Perusahaan juga dapat menjadikan penulisan ini sebagai referensi dalam melakukan strategi dalam pengaruhnya inflasi dan suku bungan terhadap Bank.
- Manfaat bagi pembaca
Bagi pihak lain di harapakn dapat memberikan informasi awal dan referensi tambahan bagi penelitian-penelitian lainnnya yang berada dalam ruang lingkup yang sama yaitu tentang perbankan .
1.6 Metodologi Penelitian
- Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu analisa regresi linier berganda, metode tersebut digunakan untuk meramalkan pengaruh dari suatu variabel terikat (rasio keuangan bank) berdasarkan variabel bebas (inflasi dan suku bunga). Apakah terdapat pengaruh yang signifikan diantara variabel terikat dan bebas terhadap kinerja perbankan.
- Jenis Data dan variable
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan bank yang diperoleh dari Directory Bank Indonesia atau data dari Laporan Keuangan yang telah di publikasikan, Peraturan Pemerintah tentang perbankan, Buku-buku teks yang berkaitan dengan manajemen perbankan yang datanya masih relevan untuk digunakan, tulisan-tulisan ilmiah yang berkaitan dengan perbankan.
- Metode Analisis
Berpedoman pada ketentuan penilaian tingkat kesehatan yang ada berdasarkan Bank Indonesia maupun kriterian Bank Kinerja Baik (BKB) serta bank yang berpotensi menjadi bank jangkar, penelitian ini dilakukan untuk menganalisa pengaruh tingkat inflasi dan suku bunga terhadap kinerja bank yang dapat dijadikan alat pertimbangan dalam rangka pengambilan keputusan dengan cara mengubah data yang ada menjadi informasi. Model analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah model linier regresi berganda. Model ini dipilih atas dasar karena penelitian ini dirancang untuk mengetahui pengaruh, arah dan kekuatan hubungan dari variable bebas terhadap variable tak bebas.
- Uji Hipotesis
Variable penelitian yang menjadi objek yang diteliti oleh penulis adalah Data ROA, ROE, NIM. dimana merupakan variabel terikat (dependent variable), sedangkan inflasi, suku bunga BI merupakan variabel bebas (independent variable).
- Model Penelitian
Untuk menguji hipotesis tentang kekuatan variabel independen (Inflasi dan Suku Bunga BI) terhadap Rasio Keuangan, penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linear berganda (multiple regression analysis model) dengan persamaan kuadrat terkecil (Ordinary Least Square) dengan model dasar sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2
Dimana : Y = Variabel dependent (ROA, ROE, NIM), X1, X2 = Variabel Independent (Inflasi, Suku bunga), a = Konstanta, perpotongan garis pada sumbu X1 dan b1, b2 = Koefesien regresi.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1 Kerangka Teori
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori yang berkaitan dengan penelitian ini, baik variabel bebas (independent variable) maupun variabel terikat(dependent variable) dengan memfokuskan pada Kinerja keuangan bank BCA dengan menggunakan metode rasio ROA, ROE dan NIM.
2.2 Pengertian Bank
Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 tentang Perbankan “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dana mengeluarkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit, dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
Maka dapat disimpulkan bahwa Bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat yang berlebihan dana kepada masyarakat kekurangan dana dalam skala waktu yang ditentukan.
2.3 Pengertian Tingkat Kesehatan Bank
Tingkat kesehatan bank menurut Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/11/KEP/DIR/1997 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum pada dasarnya dinilai dengan pendekatan kualitatif melalui penilaian faktor permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas dan likuiditas. Sigit Triandaru dan Totok BudiSantoso (2000:22) menyimpulkan “Kesehatan bank adalah kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku” Pentingnya Tingkat Kesehatan Bank
2.4 Pengertian Laporan Keuangan
Kasmir (2008a:7) Menyebutkan “Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu”. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
2.5 Pengertian Inflasi
Kenaikan harga barang dapat bersifat sementara atau berlangsung terus-menerus. Ketika kenaikan tersebut berlangsung dalam waktu yang lama dan terjadi hampir pada seluruh barang dan jasa maka gejala ini disebut inflasi. Jadi, kenaikan harga pada satu atau dua jenis barang tidak dapat dikategorikan sebagai inflasi.
Dengan demikian, inflasi (inflation) adalah kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus-menerus. Lawan dari inflasi adalah deflasi (deflation), yaitu kondisi di mana tingkat harga mengalami penurunan terus-menerus.
2.6 Pengertian Suku Bunga
Bunga adalah imbalan jasa atas pinjaman uang, imbal jasa ini merupakan suatu kompensasi kepada pemberi pinjaman atas manfaat ke depan dari uang pinjaman tersebut apabila diinvestasikan. Jumlah pinjaman tersebut disebut “pokok utang” (principal). Persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu periode tertentu disebut “suku bunga”. Miller, RL dan Vanhoose mengatakan bahwa suku bungan adalah sejumlah dana, dinilai dalam uang, yang diterima si pemberi pinjaman (kreditor), sedangkan suku bunga adalah rasio dari bunga terhadap jumlah pinjaman.
2.7 Kinerja Bank
- Return on Assets (ROA)
Menurut Prathama Rahardja (2006), Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset. Rumus yang digunakan sesuai Surat Edaran Bank Indonesia No.6//23./DPNP tanggal 31 Mei 2004 adalah :
ROA =
- Return on Equity (ROE)
Menurut Prathama Rahardja (2006), ROE adalah perbandingan antara laba bersih bank dengan modal sendiri. Rasio ini banyak diamati oleh para pemegang saham bank (baik pemegang saham pendiri maupun pemegang saham baru) serta para investor di pasar modal yang ingin membeli saham bank yang bersangkutan (jika bank tersebut telah go public). Rumus yang digunakan sesuai Surat Edaran Bank Indonesia No.6//23./DPNP tanggal 31 Mei 2004 adalah :
ROE =
- Net Interest Margin (NIM)
Menurut Prathama Rahardja (2006), Pendapatan bunga bersih dibagi aktiva produktif dikali 100 %. Dimana Pendapatan bersih = pendapatan bunga beban bunga, aktiva produktif merupakan penanaman dana bank baik dalam rupiah maupun valas dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan antar bank, penyertaan termasuk komitmen dan kontingensi pada transaksi rekening administratif yang diperhitungkan untuk aktiva produktif yang menghasilkan bunga (interest bearing assets). Rumus yang digunakan sesuai Surat Edaran Bank Indonesia No.6//23./DPNP tanggal 31 Mei 2004 adalah :
NIM =
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah Bank Umum Swasta Nasional Devisa yakni PT. Bank Central Asia yang mempublikasikan laporan keuangan selama kurun waktu tahun 2009 sampai dengan tahun 2013.
3.2 Data dan Variabel
- Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder diambil dari Laporan Keuangan bank PT. BCA yang dipublikasikan dari tahun 2009-2013. Laporan keuangan bank PT. BCA yang digunakan adalah Neraca dan Laporan laba-rugi. Data laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari laporan yang dipublikasikan pada periode 2009 sampai dengan 2013 oleh website online www.bps.go.id danwww.bi.go.id.
- Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Asset (ROA),Return on Equity (ROE) dan Net Interest Margin (NIM).
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini didapat dari Library Research, yaitu dengan mengadakan tinjauan terhadap beberapa buku, majalah, dan koran. Kemudian juga dengan Internet Research, yaitu dengan mengumpulkan data dan menelaah ilmu ataupun teori yang terdapat dalam modul yang tersebar di internet. Data yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah merupakan data sekunder. Diperoleh dari pihak lain atau penelitian sebelumnya, juga diperoleh melalui beberapa situs resmi yang mengadakan kumpulan data yang dibutuhkan. Antara lain http://www.bps.go.id dan www.bi.go.id.
3.4 Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif kuantitatif yaitu dengan cara menganalisis data-data Laporan Keuangan yang kemudian ditabulasikan untuk menentukan kinerja keuangan bank yang di analisis melalui ROA, ROE dan NIM. Tahapan analisis data pada penelitian ini adalah:
- Menghitung rasio
- Mengelompokan hasil perhitungan kinerja keuangan bank tersebut dan mengelompokan data Inflasi dan suku bunga pada periode 2009-2013 yang terdapat di http://www.bi.go.id dan bps.go.id
- Mengintrepetasikan
- Menganalisis dan menilai Kinerja Bank BCA. Adapun alat analisis yang digunakan dalam penelitian:
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1 Deskriptif Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yakni PT. BCA, TBK. Penelitian ini menggunakan metode ROA, ROE dan NIM yang terdapat pada laporan keuangan PT. BCA periode tahun 2009-2013. Demikian dengan data Inflasi dan Suku bunga yang terdapat pada Burfa Efek Indonesia oleh website online www.bi.go.id dan www.bps.go.id.
1.2 Analisis Data
Berdasarkan analisis yang dilakukan, menunjukkan bahwa Inflasi dan Suku Bunga tidak memiliki pengaruh terhadap ROA hal ini terlihat dari besarnya nilai signifikan yaitu 0.042 yang berarti lebih kecil dari 0.005. Jika dilihat dari koefisien berdasarkan uji t maka antara inflasi sebesar 0,933 dan Suku bunga sebesar -2,413, dari nilai tersebut terlihat yang paling dominant dalam pembentukan ROA adalah Inflasi, Inflasi mempengaruhi ROA karena dengan adanya kenaikan Inflasi maka diikuti oleh kenaikkan suku bunga, dengan tingginya suku bunga maka diharapkan para calon nasabah bersedia menempatkan dananya di bank karena bunga yang mereka peroleh lebih tinggi, namun hal tersebut akan membuat bank mempunyai biaya operasional yang lebih besar karena bank mempunyai asset yang berasal dari dana mahal.
Pengaruh Inflasi dan Suku bunga memiliki pengaruh yang tidak signifikan
terhadap ROE, hal ini terlihat dari besarnya nilai signifikan yaitu sebesar 0.287 yang berarti lebih besar dari 0.005. Antara inflasi dan Suku Bunga BI variabel yang paling dominant mempengaruhi ROE adalah Suku Bunga dengan nilai sebesar 1,154. ROE adalah perbandingan laba bersih dengan modal sendiri, rasio ini banyak diamati oleh para pemegang saham bank serta para investor pasar modal yang ingin membeli saham bank yang bersangkutan. Rasio ini merupakan indikator yang sangat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran dividen. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan dan kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham bank.
Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga BI memiliki pengaruh yang signifikan terhadap NIM, hal ini terlihat dari kecilnya nilai signifikan yaitu sebesar 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0.005. Antara variabel Inflasi dan Suku Bunga BI yang paling dominant dalam pembentukkan NIM adalah Inflasi. Kebijakan suku bunga tinggi dapat menahan laju inflasi dan menarik dana masyarakat yang beredar kembali kesektor perbankan. Akan tetapi, suku bunga tinggi dapat membuat perbankan mengalami Net Interest Margin (NIM) yang semakin negatif. Hal ini disebabkan biaya bunga (cost of funds) yang harus dikeluarkan terus meningkat, sedangkan pendapatan bunga kredit tidak meningkat dan penyaluran dana kesektor usaha dan nasabah lain juga semakin sulit. Inilah yang dimaksud dengan kondisi negatif spread yang terus dialami perbankan saat ini.
BAB V
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
- Dari penelitian penulisan ini, dapat disimpulkan bahwa Pengaruh Inflasi terhadap Kinerja Bank PT. BCA adalah berpengaruh Positif terhadap NIM dan berpengaruh Negatif terhadap ROA dan ROE.
- Sedangankan untuk Suku bunga terhadap Kinerja Bank PT. BCA adalah berpengaruh Positif terhadap ROA dan NIM dan berpengaruh Negatif terhadap ROE.
- Pada pengujian simultan, apakah kedua variable yaitu Inflasi dan Suku Bunga terhadapa Kinerja Bank PT. BCA adalah berpengaruh Positif terhadap ROA da NIM dan berpengaruh Negatif terhadap ROE.
1.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini baik kepada investor, perusahan maupun untuk pengembangan penulisan yang lebih lanjut adalah sebagai berikut:
- Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk memperbanyak variabel yang digunakan dalam mengukur penerapan kinerja keuangan. Diharapkan menggunakan dimensi-dimensi yang lainnya.
- Bagi penelitian selanjutnya, disarankan untuk menambah jumlah sampel dan tahun yang ada, sehingga tidak hanya perusahaan perbankan saja tapi juga pada ruang lingkup yang lebih luas.
- Menggunakan indikator lain selain ROA, ROE dan NIM seperti, NPM, OPM, EPS dan Tobin’s Q untuk menilai kinerja suatu perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir. 2004. Pemasaran Bank. Jakarta: Prenada Media
Manikam. 2013. Analisi Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin, Loan to Deposit Ratio, non Performing Loan dan BOPO terhadap Profitabilitas Bank Persero di Indonesia Periode 2015-2012. Skripsi. Tidak dipubliskan. Semarang: Universitas Diponogoro
Maulana. 2013. Analisis Pengaruh Inflasi, Kurs dan Suku Bunga BI terhadap Profitabilitas PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk, Tahun 2003-2013. Skripsi. Tidak Dipubliskan. Yogyakarta: Universitas Gadja Mada
Nurjaya. 2011. Analisis Pengaruh Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Non Performing Financing dan Dana Pihak Ketiga terhadap pembiayaan Murabahah pada Bank Syahriah di Indonesia. Skripsi. Tidak dipubliskan. Jakarta: Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah
Pasaribu. Dionysia Kowanda. 2014. Pengaruh Suku Bunga SBI, Tingkat Inflasi, IHSG dan Bursa Asing terhadap Tingkat pengabilan Reksa Dana Saham. Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol.25, No.1
Rahardja, Prathama, 2004. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikro Ekonomi dan Makro Ekonomi). Jakarta: Universitas Indonesia
Supriyanti. 2008. Analisis Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga BI terhadap Kinerja Keuangan PT. Bank Mandiri, Penelitian Ilmiah. Tidak dipubliskan. Jakarta: Universitas Gunadarma
Utomo, 2009. Analisis Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga BI terhadap Kinerja Keuangan Pt. Bank Muamalat, Tbk berdasarkan Rasio Keuangan. Penelitian Ilmiah. Tidak dipubliskan. Jakarta: Universitas Gunadarma
Veratama. 2014. Pengaruh Kurs, Inflasi, DPK, SWBI dan Pendapatan Bank terhadap Tempat Pengguliran Dana Bank Syariah. Jurnal. Tidak Dipubliskan. Semarang: Universitas Dian Nuswantoro
Sumber : https://irwansyahthegreat.wordpress.com/2015/05/01/laporan-penulisan-ilmiah/
0 komentar: