Kepemimpinan
05.56
By
Unknown
0
komentar
A. KEMPEMIMPINAN.
Kepemimpinan merupakan
tema yang populer, yang tidak saja dibicarakan dan diteliti oleh para sarjana
ilmu-ilmu sosial, ilmu perilaku, tapi yang dibicarakan pula oleh masyarakat
pada umumnya. Meskipun telah banyak teori kepemimpinan yang dikembangkan, belum
ada satu teori pun yang dirasakan paling sempurna.
Stogdill (1974)
menyatakan bahwa jumlah macam batasan tentang kepemimpinan dapat dikatakan sama
dengan jumlah orang yang telah mencoba membuat batasan tentang pengertian
tersebut. Kepemimpinan merupakan sesuatu yang penting bagi manajer. Para
manajer merupakan pemimpin (dalam organisasi mereka), sebaliknya pemimpin tidak
perlu menjadi manajer. Kepemimpinan lebih berhubungan dengan efektivitas,
sadangkan manajemen lebih berhubungan dengan efisiensi.
Dalam kepemimpinan
terdapat hubungan antar manusia yaitu hubungan mempengaruhi (dari pemimpin),
dan hubungan kepatuhan-kepatuhan para pengikut/ bawahan karena dipengaruhi oleh
kewibawaan pemimpin. Para pengikut terkena pengaruh kekuatan dari pemimpinya,
dan bangkitlah secara spontan rasa ketaatan kepada pemimpin. Pemimpin ada dua
yaitu pemimpin formal, yaitu orang yang oleh organisasi ditunjuk sebagai
pemimpin, berdasarkan keputusan dan pengangkatan resmi untuk memangku suatu
jabatan dalam struktur organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan denganya untuk mencapai sasaran organisasi. Pemimpin informal, yaitu
orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal sebagai pemimpin; namun karena
ia memiliki sejumlah kualitas unggul, dia mencapai kedudukan sebagai orang yang
mampu mempengaruhi kondisi psikis dan perilaku suatu kelompok atau masyarakat.
1. Teori
Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang
kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori
sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa
pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal
dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh
dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat
kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui
pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental,
dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan
4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi,
antara lain :
Berdasarkan hasil
penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan
rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih
tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
ü Kedewasaan
dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam
melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal, seorang
pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat
pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini
kebenarannya.
ü Motivasi
Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang
berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan untuk
berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang
optimal, efektif dan efisien.
ü Sikap
Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan
terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu berpihak
kepadanya.
2. Teori
Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian,
perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecenderungan
kearah 2 hal.
a)Pertama
yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang
menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal
ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia
berkonsultasi dengan bawahan.
b)Kedua
disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yangmemberikan
batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi
dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang
akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori
ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki
perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
3. Teori
Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan
faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang
pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan
maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang
dikehendaki oleh pemimpin.
4. Teori
Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus
merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai
dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
5. Teori
Kelompok
Agar tujuan kelompok
(organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin
dengan pengikutnya.
Dari adanya berbagai
teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori kepemimpinan tertentu
akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership Style), yakni pemimpin
yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan
dan sikapnya.
B.
TIPE KEPEMIMPINAN
Tipe kepemimpinan dapat
disebut dengan model (gaya) kepemimpinan seseorang. Tipe kepemimpinan yang
secara luas dikenal adalah sebagai berikut.
1. Tipe
Otoriter
Disebut juga tipe
kepemimpinan authoritarian. Dalam kepemimpinan ini, pemimpin bertindak sebagai
diktator terhadap anggota kelompoknya. Baginya memimpin adalah menggerakkan dan
memaksa kelompok. Batasan kekuasaan dari pemimpin otoriter hanya dibatasi oleh
undang-undang. Bawahan hanya bersifat sebagai pembantu, kewajiban bawahan
hanyalah mengikuti dan menjalankan perintah dan tidak boleh membantah atau
mengajukan saran. Mereka harus patuh dan setia kepada pemimpin secara mutlak.
Kelebihan:
a. Keputusan dapat
diambil secara cepat
b. Mudah dilakukan
pengawasan
Kelemahan:
a. Pemimpin yang
otoriter tidak menghendaki rapat atau musyawarah.
b. Setiap perbedaan
diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai kelicikan, pembangkangan, atau
pelanggaran disiplin terhadap perintah atau instruksi yang telah diberikan.
c. Inisiatif dan daya
pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan untuk
mengeluarkan pendapatnya.
d. Pengawasan bagi
pemimpin yang otoriter hanyalah berarti mengontrol, apakah segala perintah yang
telah diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik oleh anggotanya.
e. Mereka melaksanakan
inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti orang-orang yang dianggap tidak taat
kepada pemimpin, kemudian orang-orang tersebut diancam dengan hukuman, dipecat,
dsb. Sebaliknya, orang-orang yang berlaku taat dan menyenangkan pribadinya,
dijadikan anak emas dan bahkan diberi penghargaan.
f. Kekuasaan berlebih
ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa kritik dan kecenderungan untuk
mengabaikan perintah dan tugas jika tidak ada pengawasan langsung.
g. Dominasi yang berlebihan
mudah menghidupkan oposisi atau menimbulkan sifat apatis.
2.
Tipe Laissez-faire (Bahasa Perancis : “biarkan mereka sendiri”)
Dalam tipe kepemimpinan
ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan kepemimpinannya, dia membiarkan
bawahannya berbuat sekehendaknya.Pemimpin akan menggunakan sedikit kekuasaannya
untuk melakukan tugas mereka.Dengan demikian sebagian besar keputusan diambil
oleh anak buahnya.Pemimpin semacam ini sangat tergantung pada bawahannya dalam
membuat tujuan itu.Mereka menganggap peran mereka sebagai ‘pembantu’ usaha anak
buahnya dengan cara memberikan informasi dan menciptakan lingkungan yang baik.
Kelebihan:
a. Keputusan
berdasarkan keputusan anggota
b. Tidak ada dominasi
dari pemimpin
Kekurangan:
a. Pemimpin sama sekali
tidak memberikan control dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya.
b. Pembagian tugas dan
kerja sama diserahkan sepenuhnya kepada bawahannya tanpa petunjuk atau
saran-saran dari pemimpin. Dengan demikian mudah terjadi kekacauan dan
bentrokan.
c. Tingkat keberhasilan
anggota dan kelompok semata-mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi
beberapa anggota kelompok, dan bukan karena pengaruh dari pemimpin.
d. Struktur
organisasinya tidak jelas atau kabur, segala kegiatan dilakukan tanpa rencana dan
tanpa pengawasan dari pimpinan.
3.
Tipe Demokratis
Pemimpin ikut berbaur
di tengah anggota kelompoknya. Hubungan pemimpin dengan anggota bukan sebagai
majikan dengan bawahan, tetapi lebih seperti kakak dengan saudara-saudaranya.
Dalam tindakan dan usaha-usahanya ia selalu berpangkal kepada kepentingan dan
kebutuhan kelompoknya, dan mempertimbangkan kesanggupan dan kemampuan
kelompoknya.
Kelebihan:
a. Dalam melaksanalan
tugasnya, ia mau menerima dan bahkan mengharapkan pendapat dan saran dari
kelompoknya.
b. Ia mempunyai
kepercayaan pula pada anggotanya bahwa mereka mempunyai kesanggupan bekerja
dengan baik dan bertanggung jawab.
c. Ia selalu berusaha
membangun semangat anggota kelompok dalam menjalankan dan mengembangkan daya
kerjanya dengan cara memupuk rasa kekeluargaan dan persatuan. Di samping itu,
ia juga memberi kesempatan kepada anggota kelompoknya agar mempunyai kecakapan
memimpin dengan jalan mendelegasikan sebagian kekuasaan dan tanggung jawabnya.
Kekurangan:
a. Proses pengambilan
keputusan akan memakan waktu yang lebih banyak.
b. Sulitnya pencapaian
kesepakatan.
4. Tipe
Pseudo-demokratis
Tipe ini disebut juga
semi demokratis atau manipulasi diplomatic. Pemimpin yang bertipe
pseudo-demokratis hanya tampaknya saja bersikap demokratis padahal sebenarnya
dia bersikap otokratis. Misalnya jika ia mempunyai ide-ide, pikiran, atau
konsep yang ingin diterapkan di lembaga Pendidikannya, maka hal tersebut akan
dibicarakan dan dimusyawarahkan dengan bawahannya, tetapi situasi diatur dan
diciptakan sedemikian rupa sehingga pada akhirnya bawahan didesak agar menerima
ide atau pikiran tersebut sebagai keputusan bersama. Pemimpin ini menganut
demokrasi semu dan lebih mengarah kepada kegiatan pemimpin yang otoriter dalam
bentuk yang halus, samar-samar, dan yang mungkin dilaksanakan tanpa disadari
bahwa tindakan itu bukan tindakan pimpinan yang demokratis.
5. Tipe
Kharismatik
Seorang pemimpin yang
kharismatik memiliki karakteristik yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat
sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat besar dan para pengikutnya tidak
selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tertentu itu dikagumi.
Pengikutnya tidak mempersoalkan nilai yang dianut, sikap, dan perilaku serta
gaya dari si pemimpin.
C.
MASALAH
DALAM KEPEMIMPINAN
Ketika perusahaan
terlalu fokus pada bagaimana ia bersaing dengan perusahaan lain, kondisi dalam
organisasi diperlakukan dengan cara yang tidak efektif. Manajemen lebih
tertarik pada penampilan yang baik daripada melakukan apa yang diperlukan,
hasilnya yaitu kemunduran besar bagi ekonomi dan pendidikan di dunia. Pemimpin
tim berfokus untuk memeras bakat individu demi kepentingan organisasi Manajer,
di sisi lain mengevaluasi isu-isu dan masalah. Perbedaannya jelas sebuah tim
memiliki visi dan sebuah manajemen memiliki agenda.”
Koordinasi dari bakat-bakat pengikut dan mengarahkan mereka pada tujuan-tujuan tertentu adalah hal yang penting. Dari semua sumber daya yang tersedia untuk organisasi – uang, bahan, peralatan, dan orang – sumber daya vital orang. Tidak seperti sumber daya lain, manusia memiliki potensi luar biasa untuk pertumbuhan dan pembangunan. Kenyataan ini membuat motivasi karyawan menjadi paling penting dan menantang aspek sistem kepemimpinan.
Dalam organisasi dewasa ini, tuntutannya adalah untuk menanggapi perubahan teknologi dan pasar dengan menjadi organisasi belajar. Pemimpin dan karyawan menjangkau luar batas-batas mereka dalam rangka untuk mengembangkan hubungan yang lebih efektif, prosedur, proses, dan penglihatan. Sebagian besar masalah organisasi saat ini adalah kurangnya kepemimpinan bukan bakat. Untungnya, orang-orang mulai menyadari bahwa kinerja dari peran kepemimpinan sangat penting tidak hanya untuk kesuksesan, tapi juga untuk bertahan hidup.
Koordinasi dari bakat-bakat pengikut dan mengarahkan mereka pada tujuan-tujuan tertentu adalah hal yang penting. Dari semua sumber daya yang tersedia untuk organisasi – uang, bahan, peralatan, dan orang – sumber daya vital orang. Tidak seperti sumber daya lain, manusia memiliki potensi luar biasa untuk pertumbuhan dan pembangunan. Kenyataan ini membuat motivasi karyawan menjadi paling penting dan menantang aspek sistem kepemimpinan.
Dalam organisasi dewasa ini, tuntutannya adalah untuk menanggapi perubahan teknologi dan pasar dengan menjadi organisasi belajar. Pemimpin dan karyawan menjangkau luar batas-batas mereka dalam rangka untuk mengembangkan hubungan yang lebih efektif, prosedur, proses, dan penglihatan. Sebagian besar masalah organisasi saat ini adalah kurangnya kepemimpinan bukan bakat. Untungnya, orang-orang mulai menyadari bahwa kinerja dari peran kepemimpinan sangat penting tidak hanya untuk kesuksesan, tapi juga untuk bertahan hidup.
Organisasi harus ingat
bahwa generasi ini memiliki kewajiban etis untuk masa depan dan kesejahteraan
generasi berikutnya. Motivation Saat seseorang memotivasi dirinya sendiri atau
orang lain, orang tersebut sedang mengembangkan kondisi yang akan membantu mendorong
seseorang untuk berperilaku sesuai kehendak. Apakah itu adalah melalui motivasi
intrinsik atau ekstrinsik motivasi, sebagian besar individu digerakkan oleh
keyakinan mereka, nilai,kepentingan pribadi dan bahkan ketakutan. Salah satu
tantangan yang lebih sulit untuk seorang pemimpin adalah untuk belajar
bagaimana secara efektif memotivasi mereka yang bekerja untuk mereka. Salah
satu alasan mengapa begitu sulit adalah karena motivasi bisa sangat pribadi.
Biasanya, para pemimpin yang tidak berpengalaman percaya bahwa faktor-faktor
yang memotivasi diri mereka sendiri akan memotivasi lain. Kesalahpahaman lain
adalah bahwa para pemimpin yang tidak berpengalaman adalah bahwa faktor-faktor
yang memotivasi seorang karyawan akan juga bekerja pada orang lain padahal satu
ukuran tidak cocok untuk semua ketika berhubungan dengan motivasi.
1. Kurangnya
Koordinasi
a. Koordinasi
dalam Program kerja
Seringkali dalam sebuah
organisasi yang sudah mapan sekali pun, atau dapat dikatakan ketika dalam
organisasi terdapat sebuah program kerja yang sangat bagus sekali pun, jika
tidak ada koordinasi maka sering kali menyebabkan kesalahpahaman, yang tentunya
dapat menyebabkan kacaunya terlaksanya sebuah program.
Kekacauan tersebut
dapat terjadi ketika antar penanggung jawab tidak mengetahui batasan-batasan
kerjanya, yang seringkali hanya dapat diperoleh melalui koordinasi antar
penanggungjawab
b. Koordinasi
antar Pimpinan
Parahnya lagi,
koordinasi yang buruk dapat mengarah pada komunikasi yang buruk pula.
Komunikasi yang buruk antar pimpinan tersebut dalam sebuah program dapat
berakibat pada program-program selanjutnya. Maka seringkali terjadi salah
sangka dan salah paham diantaranya.
Padahal para pimpinan
selain berhubungan dalam pelaksanaan program kerja seharusnya memiliki ikatan
cultural, ketika terjalin komunikasi yang baik diantaranya.
2.
Pengkaderan
Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, istilah “kader” berarti : (1) perwira atau bintara dl
ketentaraan; (2) orang yg diharapkan akan memegang peran yg penting di
pemerintahan, partai, dsb. Jika dalam hal ini kita ambil definisi kedua, maka,
istilah “pengkaderan” bisa diartikan sebagai : sebuah proses yang menghasilkan
orang yg diharapkan akan memegang peran yg penting di pemerintahan, partai,
dsb.
a. Rekrutmen
Bagi sebagian periode
organisasi, dan bagi berbagai macam organisasi masalah pengkaderan ini
dirasakan berbeda-beda, oleh karena tingkat animo peminat organisasi yang
berbeda beda misalnya. ( Animo artinya hasrat dan keinginan yg kuat untuk
berbuat, melakukan, atau mengikuti sesuatu).
Namun pernyataan
“kesuksesan suatu periode adalah bukan sekedar sukses ketika masa jabatanya
namun ketika dapat menghasilkan (kader-kader) periode yang lebih sukses”.
Maka dapat dikatakan
dalam sebuah organisasi adalah ketika dalam suatu periode dapat dikatakan
sebagai masa kejayaan, namun hal tersebut tidak ada artinya ketika setelah itu
organisasi tersebut terpuruk atau bahkan bubar karena kelemahan tau bahkan
tidak adanya kader penerus.
b. Mempertahankan
kader
Pengkaderan ini,
terkait erat pada pengembangan organisasi. Ketika suatu organisasi dapat merekrut
kader dalam animo besar, memungkinkan jangkauan organisasi tersebut pada
komunitas yang luas, serta hal tersebut merupakan sumber daya yang tidak bisa
diremehkan.
Setelah berhasil
merekrut kader dalam animo yang besar, jika tidak dapat memberdayakan, dalam
rangka mempertahankan kader-kadernya maka seringkali kader-kader tersebut akan
maengalami seleksi alam. Oleh karena itu usaha mempertahankan kader sering kali
lebih penting daripada rekrutmennya.
3. Praktik
– praktik Organisasi
1. Rasa hormat,
martabat, dan kebebasan perorangan. Masalah ini berhubungan dengan cara
organisasi memperlakukan anggotanya. Dari sudut pandang sebagian besar anggota
oraganisasi, kepentingan organisasi didahulukan dan kepentingan anggota
dijadikan yang paling akhir.
2. Kebijakan dan
praktik personel. Masalah ini berkenaan dengan etika kepegawaian,
pemberian gaji, kenaikan pangkat, pendisiplinan, dan masalah pensiun
anggota organisasi. Kewajiban umum organisasi adalah berlaku adil pada anggota
organisasi yang prospektif disetiap jenjang karirnya.
D.
BAGAIMANA MENJADI
PEMIMPIN IDEAL
Menurut William Glasser dalam bukunya, Choice
Theory, sesungguhnya di dalam situasi yang paling ekstrem sekalipun, seseorang
tidak dapat dipaksa untuk melakukan suatu pekerjaan. Jikalau orang tersebut mau
mengerjakan pekerjaan yang dipaksakan itu, biasanya hasil kerjanya tidak
memuaskan.
Dalam bukunya tersebut, William menyebutkan 8 ciri
perilaku yang menggambarkan sifat seorang pemimpin yang baik.
1.
Beri
teladan tentang arti sukses kepada bawahan.
Alasan umum seseorang tidak berusaha keras dalam
bekerja adalah karena mereka tidak tahu persis tujuan mereka bekerja.
Ketidakadaan tujuan dan arah sering mematahkan motivasi kerja. Oleh sebab itu,
seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa memberi contoh kesuksesan
yang bisa diraih para bawahannya.
2.
Beri
bawahan Anda peralatan yang mereka butuhkan.
Banyak orang mempersepsikan, tugas seorang pemimpin
adalah menyelesaikan masalah bawahannya. Namun, sebenarnya itu bukan tugas dari
atasan. Daripada terus-menerus turun tangan menyelesaikan masalah orang lain,
lebih baik berikan pada bawahan cara dan rambu untuk menyelesaikan
masalahnya sendiri.
3.
Jangan
sungkan untuk memuji keberhasilan bawahan.
Tak hanya kritik, pujian dan apresiasi terhadap
hasil kerja bawahan juga dapat memotivasi produktivitas dan membangun
kepercayaan diri bawahan untuk lebih sukses lagi.
4.
Berikan
ruang untuk kesalahan.
Sesungguhnya kesalahan adalah guru terbaik bagi
pembelajaran, maka berilah toleransi bagi kesalahan yang dilakukan bawahan.
Terkadang kesalahan dilakukan bawahan bukan karena ia tidak becus bekerja, tapi
karena ketidaktahuannya akan suatu hal.
5.
Delegasikan
tugas tanpa banyak turut campur.
Pemimpin yang baik adalah seorang yang mampu
mempercayakan tugas secara penuh kepada bawahannya. Biarkan bawahan mengatasi
kendala pekerjaannya sendiri. Namun, di sisi lain pastikan diri anda selalu ada
untuk membantu saat mereka membutuhkan Anda.
6.
Lebih
baik bertanya daripada memberi nasihat
Seringkali bawahan anda tahu lebih banyak daripada
yang anda pikir mereka ketahui. Tanyakan pendapat mereka tentang
masalah-masalah yang sedang mereka hadapi di kantor. Dengan demikian, Anda
membantu mereka menyimpulkan sendiri jalan keluar terbaik dari masalah
tersebut. Hindari memberi nasihat, karena akan terkesan menggurui.
7.
Bersikaplah
ramah.
Aturan mainnya sungguh sederhana. Jangan berharap
orang lain bersikap ramah kepada anda jika anda tidak ramah terhadap
orang lain. Seorang pemimpin yang baik tak perlu menjadi galak untuk bisa tegas
dan efektif memanajeri bawahannya. Dengan bersikap ramah, Anda akan selalu bisa
melihat sisi positif dari setiap karyawan Anda dan memotivasi mereka untuk
bekerja lebih baik lagi.
8.
Tak
kenal maka tak sayang.
Kepemimpinan erat terkait dengan hubungan antar
manusia. Saat bawahan percaya bahwa anda tulus peduli dengan mereka, mereka
akan berusaha lebih baik dalam bekerja. Kenali lebih dekat bawahan anda,
dengarkan cerita dan keluh kesahnya. Pada akhirnya, kualitas kepemimpinan
seseorang dapat dilihat dari kualitas hubungannya dengan orang-orang di
sekitarnya.
E.
KESIMPULAN
Kepemimpinan dapat
diartikan sebagai kemampuan untuk mengarahkan pengikut-pengikutnya untuk
bekerja sama dengan kepercayaan serta tekun mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan oleh pimpinan mereka. Kepemimpinan dapat juga di artikan
sebagai kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain
untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
Dalam kehidupan sehari
– hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai dengan
pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan.
Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan
lainnya.
Pemimpin berarti orang yang melaksanakan kepemimpinan tersebut.
Pemimpin berarti orang yang melaksanakan kepemimpinan tersebut.
Seorang pemimpin harus
mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam
menjalankan sebuah organisasi.Gaya Kepemimpinan yang diterapkan tentu
berbeda-beda seperti gaya yang otoriter,demokratis dan lain-lain.
Pemimpin bukan sekedar
gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan
berkembang dari dalam diri seseorang.
#http://libraez.blogspot.com/2012/12/makalah-kepemimpinan_842.html
0 komentar: